
Gempa Aceh, 50
Orang Tewas, 72 Luka Berat dan 122 Luka Ringan
SOLOK, KRM
Bumi Serambi Mekkah kembali Dihantam gempa berkekuatan
6,4 skala richter (SR), Rabu (7/12), Aceh kembali berduka. Berdasarkan data
yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa
berada di 5.19 Lintang Utara, 96.36 Bujur Timur, 18 kilometer timur laut
Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Hingga kini, disebutkan sejumlah
bangunan di lokasi kejadian roboh dan menimpa sejumlah warga. "Masjid,
fasilitas umum dan rumah warga juga banyak yang roboh akibat gempa itu, namun
saya belum bisa melaporkan jumlah bagunan yang rusak akibat gempa," kata
Kepala BPBD Pidie Jaya Puteh A Manaf, Rabu (7/12), seperti diwartakan Antara.
Sementara
puluhan orang menderita luka ringan dan berat, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Pidie Jaya mengatakan empat warga dilaporkan meninggal dunia
selepas gempa berkekuatan 6,4 SR menghantam Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
"Benar
saya sudah mendapatkan informasi ada empat warga Pijay (Pidie Jaya) yang
meninggal akibat gempa bumi itu dan saya belum tahu identitasnya," sambung
Puteh. Sedangkan korban luka yang sebagian merupakan anak-anak sudah dilarikan
ke rumah sakit, di mana kebanyakan dari mereka menderita patah tulang.
BMKG Aceh merilis, gempa 6,4 SR
terjadi pukul 05:03 WIB, dengan lokasi 5.19 lintang utara (LU), 96.36 Barat
Timur (BT) dan 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, di kedalaman 10
kilometer. Saking kencang, getaran pun turut dirasakan di sejumlah wilayah
Aceh, yakni Aceh Besar, Sabang, Bireun dan Lhokseumawe.
Di samping
itu, gempa susulan pun sempat melanda Kabupaten Pidie Jaya,
Aceh. "Usai gempa 6,4 SR sudah terjadi lagi gempa susulan sebanyak empat
kali dan dipastikan gempa ini tidak berpotensi terjadinya tsunami, namun
masyarakat diimbau mewaspadai terjadinya gempa susulan," ujar Kepala
Stasiun BMKG Kota Sabang, seperti dimuat Antara.
Sementara Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan kini jumlah korban tewas setidaknya
tercatat 52 orang.
Juru bicara BNPB
Sutop Purwo Nugroho mengatakan, 50 korban tewas di Pidie Jaya, sementara dua
orang lagi adalah korban tewas di kabupaten tetangga, Bireun.
"Korban
dikhawatirkan bisa terus bergerak naik karena saat ini masih ada warga yang
terjebak di bawah bangunan yang ambruk," jelas Sutopo dalam jumpa pers di
kantor BNPB, Rabu (7/12) siang. Dari jumlah korban itu belum dipilah berapa
korban anak-anak dewasa maupun orang tua, laki-laki dan perempuan. Sementara
korban luka berat tercatat 73 oang dan 122 orang menderita luka ringan
Sutopo
mengatakan sekarang ini fokus utama operasi pencarian dan penyelamatan korban
jiwa. Dia mengatakan belum dapat memperkirakan jumlah korban yang masih
tertimbun reruntuhan bangunan. Disebutkannya, cukup banyak warga yang menolak
masuk penampungan sementara, dan lebih suka kembali ke rumah mereka.
"Sebetulnya
bagi yang rumahnya rusak disediakan lokasi pengungsian. Namun masyarakat
seringkali tidak mau ke pengungsian dan mendirikan tenda di depan rumah
mereka," jelas dia. Banyaknya kerusakan
rumah penduduk itu, katanya karena banyaknya bangunan yang tidak dibangun untuk
tahan gempa.
Sutopo
mengatakan daerah Pidie Jaya merupakan daerah yang rawan terhadap gempa dan
berada di jalur gempa zona sesar samalanga sipopo yang berada di darat.
Daerah
tersebut pernah terjadi gempa.
"Masayrakat
sudah berpengalaman, sehingga begitu trjadi gempa langsung berlari ke daerah
yang lebih tinggi. Menurut data BNPB sekitar 62 persen penduduk indonesia tinggal
di daerah rawan gempa bumi (Berbagai Sumber/wandy)
No comments:
Write komentar