Bupati Solok, H. Gusmal Dt Rajo Lelo, SE, MM, saat menghadiri
acara ritual atau bakawue untuktolak bala di Nagari Sibarambang, yang sudah
dilaksanakan sejak rautsan tahun oleh nenek moyang mereka
Dihadiri Bupati Gusmal:
Nagari Sibarambang Gelar Ritual Tolak Bala
SOLOK, SN
Nagari
Sibarambang, Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, menggelar acara ritual
tolak bala, yang sudah dilakukan sejak ratusan tahun oleh nenek moyang mereka
dengan tujuan menolak segala bencana yang akan terjadi.
Acara
tolak bala di pusatkan di Medan Nan Bapaneh Jorong Rimbang Batu Alang Nagari
Sibarambang, Jum’at (16/12) dengan dihaadiri Bupati Solok, H. Gusmal, Plt Camat
X Koto Diatas, Dafrizon, Plt. Kadis pariwisata, Yandra, Plt. Kepala DPPKA
Muhammad Djoni, Sekretaris Dinas Perhubungan, Editiawarman
Kasat Pol PP, Raflis, Sek
Sosnaker, Fauzi. B, Sek Dinas
Perikanan dan Peternakan, Kenedy Hamzah, Walinagari Sibarambang,
Ruslatif, Ketua BMN sibarambang, Nur Yudha, Ketua KAN, Jon Dt .Rajo Bandaro dan
para tokoh masyarakat setempat.
Ketua
panitia pelaksana acara, Jon Dt .Rajo Bandaro dalam laporannya menyampaikan
bahwa tujuan dari acara Kawue nagari ini mengingat tradisi dari nenek moyang
yang sampai pada saat ini masih kita laksanakan yang mana dahulu kegiatan ini
dilaksajakan setiap tahun setelah hari raya idul adha. Tempat acara Di medan
nan bapaneh tampek pakauan nagari sibarambang yang di laksanakan secara turun
temurun, acara di laksanakan dengan kegiatan ‘mambantai kabau’ dengan tujuan
untuk menolak bala. “Kami di nagari bersama KAN membuat semacam keputusan,
setiap rumah gadang membawa dulang yang isi nya nanti akan di makan
bersama-sama oleh masyarakat. Kami berharap kepada bapak Bupati untuk dapat
meningkatkan Perekonomian di nagari sibarambang ini kedepannya,” jelas Jon Rajo
Bandaro. Kepada Bupati, dirinya juga menyampaikan aspirasi masyarakat untuk
bisa memindahkan sekolah yang lokasinya bersebelahan dengan pasar karena ini
akan menggangu proses belajar mengajar. Selain itu, Jon juga berharap agar
masalah tapal batas Sibarambang juga
bisa dicarikan solusinya dengan Sawahlunto.
Bupati Solok, H. Gusmal Dt Rajo Lelo, SE, MM dalam arahannya
menyampaikan bahwa dengan memperingati tradisi ritual atau bakawue di nagari
Sibarambang, maka hal ini sudah mengingat tradisi nenek moyang dan menjaga rasa
kebersamaan masyatakat di Nagari Sibarambang, dimana dengan kegiatan ini dapat
menjalin tali silaturahmi sesama masyarakat. “Dengan adanya acara ini,
maka sudah menunjukan bahwa hubungan antar masyarakat dan masyarakat atau niniak
mamak dengan masyarakat tampak berjalan baik,” jelas H. Gusmal. Dijelaskan Bupati, saat ini banyak adat istiadat
kita yang mulai tergores oleh perkembangan zaman, namun masyarakat Nagari Sibarambang masih tetap
mempertahankan tradisi yang sudah dilaksanakan sejak lama oleh nenek maoyangnya.
Semoga kedepannya hal ini bisa dipertahankan.
Sementara untuk saran agar sekolah yang dekat pasar di Sibarambang bisa
dipindahkan, menurut Bupati perlu dilaksnakan Musyawarah oleh KAN BMN , wali
nagari bersama masyarakat. “Kalau memang ingin memindahkan sekolah carilah
lokasi yang tidak terlalu jauah di jangkau oleh anak-anak kita karena kalau
terlalu jauah anak-akan kita nantik akan malas untuk ke sekolah. Sementara pendidikan
bagi kita sangat penting, kita menjadikan pendidikan sebagai salah satu pilar
pembangunan di Kabupaten Solok,” terang H. Gusmal.
Sementara mengenai batas wilayah, Bupati menjelaskan bahwa alangkah
baiknya hal ini di musyawarahkan saja dengan duduk bersama mencari kata
sepakat, tetapi kalau masih tidak menemukan kesepakatan pemerintah sudah ada
tim nya untuk masalah ini (wandy)
No comments:
Write komentar