Garabak Data Belum Merdeka
Inilah Kisah Memilukan Dari Kabupaten Solok
SOLOK, KRM-
Meski sudah hampir 71 tahun Republik ini
merdeka, namun sebahagian warganya banyak yang belum menikmati apa itu arti
‘merdeka’. Merdeka disini jelas bukan masih terjajah oleh bangsa lain, namun
masih belum bisa menikmati makna dari kemerdekaan itu sendiri.
Salah satu nagari di Kecamatan Tigo
Lurah di Kabupaten Solok, yakni nagari Garabak Data, sampai saat ini belum
pernah disentuh listrik, jalan beraspal, sarana dan tenaga kesehatan atau
menikmati siaran televisi. Bahkan satu-satunya alat transportasi adalah dengan
menggunakan kuda beban, yang tarifnya dibayar Rp. 4000 per kilo meter atau satu
kilo barang dengan ongkos Rp 1500 sampai 2000. Penduduk nagari Garabak Data
berjumlah 2.600 jiwa, dan mengaku masih belum menikmati apa itu kemerdekaan.
Wali nagari Garbak Data, Pardinal, kepada Koran Padang menyebutkan bahwa
pemerintah Kabupaten Solok dan Sumatera Barat tidak serius memperhatikan nagari
Garabak Data. “Kami benar-benar merasa dianaktirikan oleh pemerintah. Lihat
saja, zaman sekarang masih banyak warga kami yang tidak mengerti apa itu
kendaraan, listrik atau televisi. Padahal negara ini sudah 7o tahun merdeka,”
tutur Pardinal. Ditambahkannya, warga Garabak Data benar-benar buta tentang
kemajuan technogy dan sampai sekarang warganya masih terisolasi dan miskin.
Sehari-hari menurut Pardinal, warganya hidup dari bertani coklat, kopi,
manggis, pisang, padi, karet dan lain sebagainya. Namun hasil pertanian dijual
sangat murah kepada tengkulak, karena mereka jauh dari pusat kota dan
kecamatan.
“Bayangkan saja, untuk keluar dari
Garabak Data saja mau menuju kantor kecamatan, setiap warga harus mengeluarkan
ongkos ojek Rp 150 ribu untuk satu kali jalan. Bagaimana kalau mau sampai ke
Arosuka ibukota Kabupaten Solok atau ke Padang, mungkin ongkosnya sampai 500
ribu, belum termasuk biaya lain-lain. Makanya masyarakat Garabak lebih memilih
diam di kampung dan jarang berpergian ke luar,” jelas Pardinal. Nada memilukan
dan gambaran potret kemiskinan yang disampaikan walinagari Pardinal, hendaknya
menjadi perhatian khusus bagi pemerintah daerah. Pardinal juga menjelaskan
bahwa sampai saat ini semua sarana jalan ke Garabak Data masih jalan tanah dan
seadanya, sehingga akses transportasi ke daerah penghasil pertanian ini masih
menggunakan kuda beban. Walinagari juga menyayangkan janji Gubernur dan Bupati
pada April 2014 lalu, sampai sekarang belum terelaisasi. Garabak Data adalah
penghasil pertanian yang baik, karena masyarakatnya rajin bekerja dan sekolah
setingkat SMA juga belum ada. Setiap petani di Garabak Data, minimal mempunyai
1500 batang kopi. “Karena susahnya akses jalan yang seharusnya menjadi urat
nadi perekonomian, untuk mengangkut dan memasarkan hasil bumi, membuat
masyarakat tidak bisa menjual hasil panen dengan harga tinggi,” jelasnya. Selain
tidak adanya akses jalan, Pardinal juga merasa kecewa dengan rencana Tentara
Manunggal Masuk Desa (TMMD) TNI yang semula di rencanakan di Garabak Data, kali
ini malah diarahkan ke nagari Batu Bajanjang. "Kita berharap bahwa program
Tentara Manunggal Masyarakat Desa bisa membuka akses jalan menuju Nagari
Garabak Data yang direncanakan pada Mei 2015. Namun informasinya TMMD dialihkan
lagi ke Muaro Subiak Air, Nagari Batu Bajanjang.
Sementara tokoh masyarakat Tigo
Lurah, Dani mengatakan pemerintah Kabupaten Solok lebih serius melakukan
pembangunan di nagari ini dengan memprioritaskan mana yang paling penting,
utamanya membuka akses jalan menuju Nagari Garabak Data. Ribuan penduduk
Garabak Data juga sangat berharap kepada anggota DPRD Kabupaten Solok, kususnya
yang berasal dari Dapil III yang meliputi Kecamatan Tigo Lurah dan kecamatan
lainya serius memperjuangkan aspirasi masyarakat. "Kalau pemerintah
Kabupaten Solok tidak pernah serius memperhatikan dan membangun Nagari Garabak
Data sebagaimana yang diharapkan masyarakat, dapat dipastikan selamanya
penduduk Nagari Garabak Data akan merasa tidak hidup di negerinya sendiri,”
tambah Dani.
Anggota DPRD Kabupaten Solok, Jon
Firman Pandu, berjanji akan ikut memperjuangkan nagari Garabak Data, salah satu
nagari yang tertinggal tertinggal di kecamatan Tigo Lurah dan Kabupaten Solok.
“Insyaallah apa yang bisa kita perjuangkan untuk nagari Garabak Data dan Tigo
Lurah akan kita perjuangkan. Setidak-tidaknya mereka harus punya akses jalan
untuk keluar dari keterisolasian,” tutur Jon Firman Pandu, yang disebut-sebut
akan maju sebagai calon Bupati Solok 2015 (wandy)
No comments:
Write komentar