Waspadai Kejahatan dan Kekerasan Terhadap Anak
SOLOK, KP
Kepala
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Kabupaten Solok, Zulfadli,
SPd, MM, merasa prihatin dengan peristiwa yang menimpa beberapa orang pelajar
yang terjadi di Lubuk Selasih, menyangkut prihal seks menyimpang. Bahkan dua
Minggu lalu, terungkap kasus yang memalukan bagi anak-anak yakni peristiwa
sodomi yang dilakukan oleh seorang pelajar SLTP kepada tiga orang anak SD di
jorong tersebut.
Setelah
diusut pihak kepolisian dan sekolah serta pemerintah nagari mencoba nelakukan
pendekatan kepada anak-anak, ternyata samap kemaren sudah tercatat 12 orang
korban sodomi. “Dengan peristiwa tersebut, kita bisa belajar bahwa selama ini
kita terasuk lalai dalam mengawasi si anak di rumah. Sebab bagaimanapun juga,
peran orang tua lebih besar tanggungjawabnya dari pada sekolah dalam membentuk
kepribadian si anak. Di sekolah mereka hanaya berada sekitar 4 jam sehari,
sementara di rumah sekitar 20 jam. Jadi orang tualah yang lebih tau prilaku sianak,
bukan berarti pihak sekolah lepas tangan,” terang Zulfadli, SPd, MM, kemaren.
Dijelaskannya,
jika peristiwa di Lubuk Selasih tidak cepat diketahui, maka mungkin puluhan
anak yang merasa jadi korban sodomi juga akan menjadi pelaku sodomi kepada anak
berikutnya. “Peristiwa ini terjadi selain kelalaian kita, juga pengaruh
internet yang sudah masuk ke rumah-rumah yang banyak mengandung situs
pornografi, kekerasan dan narkoba. Jadi obatnya sejak dini, anak harus dibekali
ilmu agama,” sambung Zulfadli.
Sementara
salah seorang tokoh masyarakat Kabupaten Solok, Yemrizon Dt Penghulu Nan Sati,
menyebutkan bahwa banyaknya kekerasan terhadap anak di Kabupaten Solok dalam
sebulan terakhir, seperti pemerkosaan ayah kandung terhadap anaknya di Tratak
Galundi, pemerkosaan anak SD oleh orang dewasa di Lubuk Tareh dan pelecehan
seksual kepada pelajar kelas 2 SD di Alahan Panjang dan kasus sodomi di Lubuk
Selasih yang menyebabkan 12 orang korban, disebabkan pengaruh lemahnya
pemahaman ilmu agama bagi para pelaku. “Kalau agama lemah, maka semua akan
mudah tergoyahkan termasuk untuk melakukan perbuatan maksiat. Jadi intinya
kembali keajaran agama agar tidak mudah tersesat,” jelas Yemrizon (wandy)
No comments:
Write komentar