Proyek labor dan pustaka yang ada di Bukit Putus yang dulu diproyeksikan sebagai menunjang susksesnya prasarana pendidikan, namun sampai saat ini dibiarkan begitu saja, ditinjau anggota DPRD Kabupaten Solok, Yondri Samin dan Jon F Pandu
Masih Banyak Aset Kabupaten Solok Yang Dibiarkan
Terlantar
SOLOK, KRM
Anggota
DPRD Kabupaten Solok, Patris Chan, SH, mengaku sangat prihatin dengan masih
banyaknya aset milik Kabupaten Solok yang bernilai Miliyaran Rupiah dan
tersebar dibeberapa titik, sampai saat ini konon kabarnya masih dibiarkan
terlantar hingga bertahun-tahun.
“Saya mendengar masih banyak aset
milik Pemkab Solok yang sudah dinagun, lalu dibiarkan dan tidak dimanfaatkan
sebagaimana mestinya. Sebut saja Proyek labor dan pustaka yang ada di Bukit Putus yang
dulu diproyeksikan sebagai menunjang susksesnya prasarana pendidikan, namun
sampai saat ini dibiarkan begitu saja,” terang Patris Chan, kemaren. Gedung
tersebut dibangun satu paket dengan bangunan serupa di Alahan Panjang. Dana
yang dialokasikan untuk dua bangunan tersebut, mencapai Rp1,75 miliar, berikut
bangunan pustaka terpadu dengan dana sekitar Rp 300 juta.
Yang
tidak kalah pentinya adalah Nasib Taman Hutan Kota Terpdau (THKT) Sukarami,
yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari Tugu Ayam Arosuka, ibukota Kabupaten
Solok, sampai saat ini juga belum jelas dan dibiarkan terkatung-katung.
Namun Bupati Solok, H. Gusmal juga sudah berjanji akan melanjutkan pembangunan
THKT ini. Taman Hutan Kota Terpadu, yang digagas semasa pemerintahan Bupati
Gusmal dan Wabub Desra Ediwan, nasibnya terbengkalai begitu lama dan kondisinya
tidak terurus. Bahkan anggota DPRD Kabupaten Solok, Jasril Adnan, menilai,
Pemerintah Daerah Kabupaten Solok seharusnya tetap melanjutkan pembangunan
Taman Hutan Kota Sukarami, agar uang yang sudah masuk kesana tidak mubazir. “Lihat
saja kondisinya sekarang sangat memilukan, padahal entah berapa Milyar uang
yang sudah masuk ke sana,” tutur, Jasril Adnan, SAg.
Sementara
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Septrismen juga sangat menyangkan
terlantarnya lokasi Res Are Lubuk Selasih yang sampai saat ini dibiarkan
seperti tak ada tuan.“Sangat disayangkan kita punya rest area yang bagus, tapi
dibiarkan terlantar. Padahal kalau kita manfaatkan dan kelola sebagai pusat
informasi wisata dan dilengkapi dengan fasilitas umum seperti WC dan juga
warung makanan,” tutur Septrismen. Kemudian, Septrismen berjanji akan
membicarakan hal ini dengan Pemerintah Kabupaten Solok agar pemanfaatan rest
area ini bisa terwujud, minimal untuk pusat promosi wisata Kabupaten Solok
kedepannya.
Sementara
Kasmudi, SH, Plt Ketua DPRD Kabupaten Solok, juga menyoroti terlantarnya
beberapa buah bangunan pembibitan pertanian di Sungai Nanam yang berdir diatas
tanah sekitar 10 hektar dan juga dibiarkan terlantar. “Kita sudah minta bagian
aset untuk menata ulang semua bangunan yang dibiarkan terlantar oleh
pemerintah,” tambah Kasmudi. Selain bangunan tadi, kantor DPRD Kabupaten Solok
yang dibangun dengan menggunakan dana APBD kota Solok juga sampai saat ini
belum bisa digunakan, terkait belum adanya kesepakatan antara Pemkab Solok dan
Pemko Solok. Diantara bangunan yang juga masih dibiarkan terlantar, seperti
beberapa rumah Dinas guru, Pasar Sayur Sukarami dan juga masih banyak yang
lainnya (wandy)
No comments:
Write komentar