Sunday 30 October 2016

Anggota Dewan Jangan Hanya Dekat Dengan Masyarakat Waktu Mau Mencari Suara


Anggota Dewan Jangan Hanya Dekat Dengan Masyarakat Waktu Mau Mencari Suara

SOLOK, KRM
            Sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat di seluruh Indonesia, biasanya kalau calon anggota dewan atau Kepala Daerah, hanya akan dekat ke masyarakat, waktu akan ada Pemilihan anggota legislatif atau mau Pilkada, karena mereka butuh suara untuk mencapai tujuan mereka. Hal itu terjadi, baik bagi calon anggota dewan atau Kepala Daerah yang akan mengincar kursi di DPR, DPRD, DPD atau untuk menjadi calon Kepala Daerah.
            Namun setelah harapan mereka diantarkan masyarakat, biasanya mereka lupa dengan yang memilih. Mereka tidak lagi sadar, kalau mereka adalah dipercaya masyarakat untuk mewakili suara mereka menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. “Hal ini sudah tidak aneh lagi bagi masyarakat kita. Rata-rata masyarakat mengumpat, mencela serta membenci wakil mereka, karena banyak prilaku wakil mereka seperti kacang lupa kulitnya,” tutur Ketua LSM Perak, Yemrizon Dt Penghulu Nan Sati, kemaren. Ditambahkan Yemrizon, krisis kepercayaan masyarakat kepada pemimpin atau wakil mereka di DPRD, DPR RI atau DPD RI, adalah hal biasa. Namun kalau ditela’ah kata Yemrizon, bila orang tidak lagi amanah, maka tanggunglah dosanya di akherat kelak. “Saya tidak menuding semua anggota dewan atau pemimpin seperti itu, tetapi rata-rata dari yang kita lihat ya seperti itu tadilah,” jelas Yemrizon.
            Dosen Fakultas Hukum dari Universitas Indonesia (UI) Depok, Hartono, SH, MH, M. HUM, menyebutkan bahwa kebiasaan para wakil rakyat yang jauh berubah sebelum terpilih menjadi anggota legislatif atau eksekutif, tentu juga dipengaruhi prilaku wakil mereka yang setelah mereka duduk akan mendapat fasilitas yang jauh lebih ‘wah’ dari kebiasaan mereka sehari-hari sebelum terpilih, seperti fasilitas kendaraan, tidur di hotel berbintang. Semua kebutuhan dilayani atau yang lainnya, jelas salah satu penyebab pola hidup dan gaya berpikir mereka berubah. “Namun sebenarnya, kalau kita menyadari, semua fasilitas yang diberikan, adalah dalam rangka untuk melayani masyarakat, bukan hanya untuk kemewahan pribadi dan keluarga. Apalagi seorang wakil rakyat, tentu mereka harus sadar bahwa mereka diberi fasilitas untuk memperjuangkan rakyat yang mereka wakili,” terang Hartono .

            Hal yang sama juga disampaikan oleh Pengajara kondang, Sanggap Sidahuruk, SH, MH, dimana banyak kasus perselingkuhan terjadi di kalangan anggota DPR dan DPRD , karena mereka sudah seperti raja dan semua kebutuhan dipenuhi, termasuk masalah makan, berpergian, waktu sidang. “Bahkan kita tidak tau kalau ada juga anggota dewan sampai ke mandi-mandi juga minta dilayani,” ujar Sanggap sambil berkelakar (wandy)

No comments:
Write komentar

Label

Apakah Anda Puas Setelah Membaca Berita Di Kabar Ranah Minang