Rahmawati Ditangkap Polisi Dituduh Makar
SOLOK, KRM-
Rachmawati Soekarnoputri ditangkap dan dibawa ke Mako Brimob Kelapa Dua
pada hari Jumat (2/12) pagi. Rahmawati dikabarkan
titangkap bersama tujuh orang lainnya. Menurut kabar yang beredar, diduga
karena kasus dugaan makar.
Kuasa hukum Rahmawati, Aldwin membenarkannyapenagkapan tersebut dankan
Mabes Polri sudah menetapkan Rahmawati sebagai tersangka. "Ibu dibawa bawa
ke Mako Brimob tadi pagi dan malam ini ditetapkan sebagai tersangka," jelas
Aldwin, kepada para wartawan. Dijelaskan Aldwin ada anggota polisi yang datang
ke rumah Rachmawati sekitar pukul 06.00 WIB. Kemudian membawa kliennya atas
dugaan makar.
Sebelumnya Polda Metro Jaya dikabarkan
sudah melakukan penangkapanm terhadap 7etujuh orang aktivis yang diduga
merencanakan aksi makar atau penggulingan terhadap pemerintahan yang sah itu
adalah, Ratna Sarumpaet, Kivlan Zen, Adityawarman Taha, Jamran, Hatta Taliwang,
Sri Bintang Pamungkas, Rahmawati Sukarrno dan Ahmad Dani yang ditangkap petugas
dan dibawa ke Markas Brimob Kelapa Dua untuk dimintai keterangan. Menurut Pakar
Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra melalui Twitternya, ke delapan orang yang
ditangkap bersama Rahmawati, lenataran diduga sudang merencanakan aksi makar. "Mereka
akan dimintai keterangan karena ada bukti katanya mereka mau melakukan makar,"
kata Yusril. Yusril menambahkan, ia sudah berbicara dengan Ratna Sarumpaet
mengenai hal tersebut. Dan menurut Yusril, ia akan membela 8 orang yang
ditangkap tersebut.
Sementara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan bahwa
sampai saat ini polisi sudah mengamankan 10 orang yang diduga akan melakukan makar.
Dia mengatakan bahwa pihaknya berani menjamin 10 orang tersebut merupakan figur
yang sangat cinta tanah air. "Kita percaya pada sistem. Ada pembela,
advokat. Kalau enggak terbukti, harus dilepas. Kalau saya sih harus dilepas,
enggak berbahaya. Saya jamin beliau cinta tanah air," kata dia di Kantor
DPP Gerindra, Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (2/12). Dimata Prabowo, khususnya
Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet, sangat tak mungkin berani melakukan makar. "Ibu
Ratna, kalau saya sih kalau menyebut makar, saya belum yakin. Mungkin ingin
perubahan cepat. Saya berkali-kali ajak berjuang dalam sistem. Apalagi si
Dhani, orang Jatim itu bahasanya menarik," kata Prabowo, seperti
diberitakan RMOLJabar.com.
Dia pun mengatakan, dia alam demokrasi sangat wajar bila ada sejumlah
pihak yang menyatakan pendapat hingga mengkritik pemerintahan. "Selama
demokrasi itu artinya menjunjung tinggi menyatakan pendapat. Terlalu tinggi
disebut makar," jelasnya. Seperti diketahui, kesepuluh tokoh itu ditangkap
dalam waktu yang tak jauh berbeda jelang Aksi Bela Islam III oleh Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) di Jakarta, Jumat (2/12) (Wandy/berbagai
sumber)
No comments:
Write komentar