Thursday 24 November 2016

Dari Tiga Pilar Menuju ke Empat Pilar

Oleh: WANDY


Dari Tiga Pilar Menuju ke Empat Pilar

            VISI dan Misi Bupati dan Wakil Bupati Solok untuk membangun Kabupaten Solok dengan Program Empat Pilarnya, akan bisa berjalan kalau didukung oleh SKPD, DPRD serta seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Solok.
            Diakui atau tidak, ternyata masih banyak nagari di bumi penghasil ‘Bareh Tanamo’ ini yang masih tertinggal atau terisolir, meski mantan Bupati Syamsu Rahim sudah terlanjur basah mendeglerasikan Kabupaten yang juga dijuluki sebagai Kabupaten penghasil buah markisa ini terbebas pada dari keterisolasian pada penghujung jabatannya. Masyarakat daerah terisolir yang ada di Kabupaten Solok, seperti  di seluruh nagari yang ada di Kecamatan Tigo Lurah dan Hiliran Gumanti, berharap penuh kepada duet Bupati Gusmal dan Yulfadri Nurdin, dengan visi dan misinya, yakni Program Empat Pilar bisa membawa daerah mereka bisa menikmati ‘kemerdekaan’ yang sebenarnya. Artinya, mereka bisa menikmati indahnya berkomunikasi dengan technology HP, Listrik, menikmati siaran televisi atau sarana kesehatan dan pendidikan yang layak. Bagi pemerintah daerah terpilih, jangan ada lagi pameo yang berbunyi bahwa nagari tertinggal hanya akan menjadi basis untuk  meraup atau mendulang suara sebanyak-banyaknya, namun setelah terpilih lalu ‘icak-icak indak tau’, seperti yang banyak dikeluhkan selama ini oleh masyarakat setempat, baik untuk anggota dewan atau Bupati dan Wakil Bupati terpilih, hampir kepada seluruh pejabat yang sempat mengunjungi nagari mereka.
            Kita berharap, Bupati Gusmal yang waktu berkuasa pada priode 2005-2010 lalu, sempat mengusung Program Tiga Pilar bersama Wabub Desra Ediwan. Namun setelah dipercaya kembali oleh masyarakat pada Pilkada langsung di penghujung tahun 2015 silam, Bupati Gusmal bersama Wakil Bupati Solok terpilih, yulfadri Nurdin, menyempurnakan Program Tiga Pilar itu menjadi Program Empat Pilar, untuk menyulap pembangunan di Kabupaten Solok. Program Empat Pilar ini, diharapkan akan mampu membuka Kabupaten Solok dari seluruh penjuru mata angin, agar bisa membawa nagari tertinggal sejajar dengan nagari lain, terutama masalah infrastruktur jalan dan jembatan. Selain itu, pemerintah juga harus serius menempatkan tenaga pendidik secara merata di daerah tersebut, agar masyarakatnya bisa menikamti pendidikan yang berkarakter,  termasuk tenaga kesehatan, kalau ingin Kabupaten ini benar-benar maju, bukan hanya di media, tetapi di dunia nyata, seperti harapan masyarakat di daerah teringgal tersebut. Dulu, Kabupaten Solok ini sempat jaya dan menjadi daerah tujuan study banding bagi Kabupaten lain di Indonesia, meski sekarang yang terjadi sebaliknya. Selain itu, visi Bupati yang akan memajukan dunia pariwisata sebagai sektor andalan, tentu akan tercapai kalau Bupati menempatkan orang-orang yang faham dan punya ide serta bisa menjemput bola ke pusat agar bisa membangun Pariwisata Kabupaten Solok, yang keindahannya bak syorga yang turun dari langit, bahkan jauh lebih indah dari Bali. Selain punya modal besar, pembangunan pariwisata juga harus didukung oleh SDM yang handal. Untuk Pariwisata ini, sebenarnya dinas terkait tidak perlu study banding ke daerah lain di luar pulau Sumatera. Cukup berkaca saja ke kota tetangga Sawahlunto, yang pemerintahnya bisa menjadikan kota mati menjadi kota hidup. Lalu pertanyaannya, kenapa kita selama ini menjadikan Kabupaten yang hidup ini menjadi Kabupaten mati. Siapa yang harus di salahkan, DPRD atau Pemerintah masa yang sudah lalu?
            Bupati H. Gusmal pernah berkata, inti dari membawa daerah terisolir keluar dari keterbelakangannya adalah infrstruktur jalan. “Kalau jalan yang layak sudah ada kenagari tersebut, maka dengan sendirinya masyarakat akan mudah berhubungan ke kota, baik untuk menjual hasil pertanian atau untuk pergi berobat. Itulah yang akan menjadi tugas kita depannya, dan itu harus didukung oleh DPRD,” ucap H. Gusmal. Kalau pemerintah punya konsep yang jelas untuk membangun, maka dijamin seluruh daerah akan terbebas dari ketertinggalan. Empat Pilar Pembangunan yang dicanangkan Gusmal-Yulfadri, diantaranya adalah  Pilar Pendidikan, Pilar Kesehatan, Pilar Ekonomi Kerakyatan dan Pilar Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan Baik, tentunya berdasarkan Adab Basandi Syara’ dan Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Untuk mencapai Program Empat Pilar ini agar tidak muluk-muluk, Bupati harus memilih atau menempatkan SKPD  sesuai keahliannya. Selain itu para Kepala SKPD ini harus mempunyai loyalitas yang tinggi kepada Bupati, kalau tidak hasilnya juga akan nihil, sebab mereka bekerja bukan untuk masyarakat, tetapi Asal Bapak senang alias ABS saja.

            Dari Empat pilar tersebut, Bupati tampaknya akan lebih fokus ke masalah pendidikan, sebab dengan belajar manusia akan pintar dan kalau manusia kurang pendidikan, mereka akan terus merasa hebat. Orang yang terus belajar, mereka akan merasa semakin sedikitlah yang baru dia ketahui. Dengan pendidikan, kualitas manusia yang dihasilkan pasti akan jauh lebih baik, termasuk SDM, etika, pola pikir atau cara bertindak, jelas akan terlihat yang kedepannya mereka bisa diharapkan membangun Kabupaten Solok dari seluruh penjuru mata angin tadi. Artinya, bagaimana membangun Solok dengan berkoordinasi dengan daerah tetangga, seperti Solok selatan, Pesisir Selatan, kota Padang, Tanah Datar, Sawahlunto, Sijunjung dan juga Dhamsraya, sehingga Kabupaten Solok nantinya lahir istilah, tidak satu jalan menuju Solok, bisa dari seluruh penjuru mata angin, tengara, barat, utara, selatan atau timur. Semoga! (Penulis adalah Wartawan Harian KORAN PADANG Tinggal di Solok)

No comments:
Write komentar

Label

Apakah Anda Puas Setelah Membaca Berita Di Kabar Ranah Minang