Oleh: WANDY
Dari Tiga Pilar Menuju ke Empat Pilar
VISI dan Misi Bupati dan Wakil
Bupati Solok untuk membangun Kabupaten Solok dengan Program Empat Pilarnya,
akan bisa berjalan kalau didukung oleh SKPD, DPRD serta seluruh lapisan masyarakat
Kabupaten Solok.
Diakui atau tidak, ternyata masih
banyak nagari di bumi penghasil ‘Bareh Tanamo’ ini yang masih tertinggal atau
terisolir, meski mantan Bupati Syamsu Rahim sudah terlanjur basah mendeglerasikan
Kabupaten yang juga dijuluki sebagai Kabupaten penghasil buah markisa ini
terbebas pada dari keterisolasian pada penghujung jabatannya. Masyarakat daerah
terisolir yang ada di Kabupaten Solok, seperti
di seluruh nagari yang ada di Kecamatan Tigo Lurah dan Hiliran Gumanti,
berharap penuh kepada duet Bupati Gusmal dan Yulfadri Nurdin, dengan visi dan
misinya, yakni Program Empat Pilar bisa membawa daerah mereka bisa menikmati
‘kemerdekaan’ yang sebenarnya. Artinya, mereka bisa menikmati indahnya berkomunikasi
dengan technology HP, Listrik, menikmati siaran televisi atau sarana kesehatan
dan pendidikan yang layak. Bagi pemerintah daerah terpilih, jangan ada lagi
pameo yang berbunyi bahwa nagari tertinggal hanya akan menjadi basis untuk meraup atau mendulang suara
sebanyak-banyaknya, namun setelah terpilih lalu ‘icak-icak indak tau’, seperti
yang banyak dikeluhkan selama ini oleh masyarakat setempat, baik untuk anggota
dewan atau Bupati dan Wakil Bupati terpilih, hampir kepada seluruh pejabat yang
sempat mengunjungi nagari mereka.
Kita berharap, Bupati Gusmal yang waktu
berkuasa pada priode 2005-2010 lalu, sempat mengusung Program Tiga Pilar
bersama Wabub Desra Ediwan. Namun setelah dipercaya kembali oleh masyarakat
pada Pilkada langsung di penghujung tahun 2015 silam, Bupati Gusmal bersama
Wakil Bupati Solok terpilih, yulfadri Nurdin, menyempurnakan Program Tiga Pilar
itu menjadi Program Empat Pilar, untuk menyulap pembangunan di Kabupaten Solok.
Program Empat Pilar ini, diharapkan akan mampu membuka Kabupaten Solok dari
seluruh penjuru mata angin, agar bisa membawa nagari tertinggal sejajar dengan
nagari lain, terutama masalah infrastruktur jalan dan jembatan. Selain itu,
pemerintah juga harus serius menempatkan tenaga pendidik secara merata di
daerah tersebut, agar masyarakatnya bisa menikamti pendidikan yang berkarakter,
termasuk tenaga kesehatan, kalau ingin
Kabupaten ini benar-benar maju, bukan hanya di media, tetapi di dunia nyata, seperti
harapan masyarakat di daerah teringgal tersebut. Dulu, Kabupaten Solok ini
sempat jaya dan menjadi daerah tujuan study banding bagi Kabupaten lain di
Indonesia, meski sekarang yang terjadi sebaliknya. Selain itu, visi Bupati yang
akan memajukan dunia pariwisata sebagai sektor andalan, tentu akan tercapai
kalau Bupati menempatkan orang-orang yang faham dan punya ide serta bisa menjemput
bola ke pusat agar bisa membangun Pariwisata Kabupaten Solok, yang keindahannya
bak syorga yang turun dari langit, bahkan jauh lebih indah dari Bali. Selain punya
modal besar, pembangunan pariwisata juga harus didukung oleh SDM yang handal.
Untuk Pariwisata ini, sebenarnya dinas terkait tidak perlu study banding ke
daerah lain di luar pulau Sumatera. Cukup berkaca saja ke kota tetangga
Sawahlunto, yang pemerintahnya bisa menjadikan kota mati menjadi kota hidup.
Lalu pertanyaannya, kenapa kita selama ini menjadikan Kabupaten yang hidup ini menjadi
Kabupaten mati. Siapa yang harus di salahkan, DPRD atau Pemerintah masa yang
sudah lalu?
Bupati H. Gusmal pernah berkata,
inti dari membawa daerah terisolir keluar dari keterbelakangannya adalah
infrstruktur jalan. “Kalau jalan yang layak sudah ada kenagari tersebut, maka
dengan sendirinya masyarakat akan mudah berhubungan ke kota, baik untuk menjual
hasil pertanian atau untuk pergi berobat. Itulah yang akan menjadi tugas kita
depannya, dan itu harus didukung oleh DPRD,” ucap H. Gusmal. Kalau pemerintah
punya konsep yang jelas untuk membangun, maka dijamin seluruh daerah akan
terbebas dari ketertinggalan. Empat Pilar Pembangunan yang dicanangkan Gusmal-Yulfadri,
diantaranya adalah Pilar Pendidikan, Pilar Kesehatan, Pilar Ekonomi
Kerakyatan dan Pilar Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan Baik, tentunya
berdasarkan Adab Basandi Syara’ dan Syara’ Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Untuk
mencapai Program Empat Pilar ini agar tidak muluk-muluk, Bupati harus memilih
atau menempatkan SKPD sesuai
keahliannya. Selain itu para Kepala SKPD ini harus mempunyai loyalitas yang
tinggi kepada Bupati, kalau tidak hasilnya juga akan nihil, sebab mereka
bekerja bukan untuk masyarakat, tetapi Asal Bapak senang alias ABS saja.
Dari Empat pilar tersebut,
Bupati tampaknya akan lebih fokus ke masalah pendidikan, sebab dengan belajar
manusia akan pintar dan kalau manusia kurang pendidikan, mereka akan terus
merasa hebat. Orang yang terus belajar, mereka akan merasa semakin sedikitlah
yang baru dia ketahui. Dengan pendidikan, kualitas manusia yang dihasilkan pasti
akan jauh lebih baik, termasuk SDM, etika, pola pikir atau cara bertindak,
jelas akan terlihat yang kedepannya mereka bisa diharapkan membangun Kabupaten
Solok dari seluruh penjuru mata angin tadi. Artinya, bagaimana membangun Solok
dengan berkoordinasi dengan daerah tetangga, seperti Solok selatan, Pesisir
Selatan, kota Padang, Tanah Datar, Sawahlunto, Sijunjung dan juga Dhamsraya,
sehingga Kabupaten Solok nantinya lahir istilah, tidak satu jalan menuju Solok,
bisa dari seluruh penjuru mata angin, tengara, barat, utara, selatan atau timur.
Semoga! (Penulis adalah Wartawan Harian KORAN PADANG Tinggal di Solok)
No comments:
Write komentar