Friday 21 October 2016

Jangan Cari Jalan Pintas Kalau Mau Cepat Kaya


















KH. Noer Muhammad Iskandar SQ


Jangan Cari Jalan Kalau Pintas Mau Cepat Kaya
SOLOK, KP
            Dengan banyaknya modus yang berkembang ditengah masyarakat Indonesia, terutama dengan cara mencari jalan pintas supaya cepat kaya, ternyata membuat prihatin kalangan ulama dan tokoh masyarakat di tanah air.
            Pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren Asshidiqiyah Kebun Jeruk Jakarta, Kyai. H. Noer Muhammad Iskandar SQ menilai bahwa hal itu disebabkan rendahnya ilmu pengetahuan umat Islam tentang pemahaman agama. “Kalau dibilang mereka bodoh, itu tidak mungkin karena rata-rata mereka yang tertipu oleh orang yang mengaku ahli dalam menggandakan uang adalah orang berpendidikan tinggi, bukan orang biasa saja,” terang Kiyai Noer Iskandar SQ, kepada KORAN PADANG, melalui Handphonenya, tadi siang. Hal itu dikatakan Kiyai Noer Iskandar, terkait banyaknya umat Islam yang sudah menjadi korban penipuan penggandaan uang, dengan diiming-imingi ratusan kali lipat uang, walau sebenarnya hal itu hanya tipu muslihat beberapa oknum yang mengaku bisa menggandakan uang, seperti yang baru-baru ini tertangkap dan berurusan dengan pihak kepolisian yakni yang bernama Kanjeng Dimas.

            Kyai dari 7 pimpinan Pondok Pesantren ini juga menyebutkan bahwa kalau ingin kaya, tentu harus berusaha, bukan dengan cara jalan pintas. “Allah sudah menetapkan reski, umur dan jodoh seseorang, tetapi kita diwajibkan berusaha, bukan dengan cara sinsalabin,” tambah Kyai Noer Iskandar. Sementara menurut Kriminolog Universitas Indonesia, Prof. DR. Hartono, SH, MH, selain rendahnya pemahaman agama, juga disebabkan sebagian masyarakat Indonesia masih banyak yang percaya kepada mitos, meski sebenarnya hal itu dilarang oleh agama. Makanya kita lihat di berita surat kabar dan Televisi, hampir setiap bulan ada korban penipuan, termasuk mencari jalan pintas agar cepat kaya, yakni dengan mendatangi dukun atau orang pintar. Padahal Tuhan sudah menetapkan reski kita dan kita dilarang berbuat syirik, sebab hal itu termasuk dosa besar yang tidak bisa diampuni,” terang Hartono. Kriminolog ini meminta agar peran ulama dan para pendidik lebih digiatkan lagi ditengah-tengah masyarkat, sehingga bisa menjadi penunjuk sekaligus motivator bagi yang lain (wandy)


No comments:
Write komentar

Label

Apakah Anda Puas Setelah Membaca Berita Di Kabar Ranah Minang