Harga Beras Merangkak Naik di Kabupaten Solok
SOLOK, KRM-
Harga
beras Solok ditingkat pedagang pengumpul di Kabupaten Solok sejak dua Minggu
terakhir melambung tajam. Kenaikan harga bahan pokok ditingkat pedagang ini
diikuti dengaan lonjakan harga ditingkat pengecer yang berjualan di pasar
tradisional di nagri-nagari di daerah penghasil bareh itu.
Melonjaknya harga beras Solok disebabkan oleh kebutuhan yang meningkat
dan banyaknya para petani yang gagal panen akibab hama tikus beberapa waktu
lalu. Akibat yang langsung dirasakan terlihat dari produksi hasil tani
menjadi terbatas. Menurut Syafri M (45), warga Sungai Sariak, jorong Pinang
Sinawa Gantung Ciri, kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Selasa (22/11),
kenaikan ini mungkin disebabkan kedua faktor tersebut, selain cuaca yang buruk,
sehingga padi masyarakat tidak bisa digiling atau di huller. “Mungkin karena
musim hujan terus menerus, sehingga tidak ada padi yang kering dan tentu saja
membuat harga beras melambung,” jelas Syafri.
Sementara
seorang ibu rumah tangga di jorong Galagah, nagari Muara Panas, Yurlis
menyebutkan bahwa mahalnya harga beras disebabkan banyak petani yang gagal
panen, namun pemerintah khususnya Dinas Pertanian tidak memberi resfon kepada
petani dengan cara memberi bantuan baik modal lunak atau bibit benih. “Kan yang
kalau ada yang dapat bantuan, biasanya anggota kelompok tani, kalau yang
sendiri-sendiri kan tidak ada,” terang Yurlis. Ketika serangan tikus, petani
kelimpungan sendiri karena harus melakukan antisipasi hama dengan cara
tradisional. Pihaknya tidak bisa mengadu kemana-mana, karena soal budidaya
adalah masalah petani yang harus dihadapi sendiri.
Sebanding lurus dengan pengencer, pedagang
beras partai besar di sejumlah heler di kawasan Gunung Talang mengakui lonjakan
harga beras tersebut. Pidan (47) warga Bolai yang juga pengusaha heler
menyebutkan harga beras Solok jenis Sokan mencapai kisaran antara Rp 13.200
sampai Rp 13.500 per kilo gram. Sedangkan beras varietas anak daro sebelumnya
sebesar Rp. 12.500/kg. Tetapi di tingkat pedagang atau touke, beras yang
dilempar ke konsumen telah di paket dalam karung seberat 10 Kg dan 30 Kg.
Namun harga satuannya tetap mengacu harga
pasar yang berlaku umum di kawsan Solok, " ujar Pidan seraya membenarkan
serangan hama tikus ikut mempengruhi harga beras. Meksi berada dalam kondisi
harga yang mahal, permintaan pasar terhadap kedua jenis beras Solok tersebut
tidak menurun. Konsumen tetap melakukan transaksi karena merupakan kebutuhan
harian yang perlu dipenuhi. "Persediaan saja yang terbatas, karena hasil
budidaya petani terganggu oleh hama tikus. Akibatnya produksi padi berkurang,"
tutur Pidan (wandy)
No comments:
Write komentar